Advertisement

Responsive Advertisement

Seuntai Kata Merajut Sukma, Para Penakut dan Kaum Oportunis.


 Oleh : Rullz

Kita sudah melihat hasil akhir dari sebuah perhelatan besar, pertarungan ideologi dan visi pembangunan kota. Kebanyakan warga kota ini menikmati perubahan, kemudahan dan fasilitas sosial yang memang seharusnya menjadi milik kita.
Apapun alasannya semua yang diungkapkan tadi benar adanya. Namun segelintir orang menandainya dengan kemunafikan bahwa kami tidak merasakan kue pembangunan.

Mari merenung sejenak, ada dedikasi yang luar biasa besarnya untuk menata kota ini kembali setelah berpuluhtahun diabaikan, bermula dari seorang Jokowi dan Basuki yang punya nyali untuk menatanya, sampai pada akhirnya Basuki (Ahok) yang berjuang sendiri karena kami harus rela meminjamkan Jokowi untuk menata negeri tercinta ini.
Basuki dengan segala kenekatakannya mempertaruhkan nyawa dan mendedikasikan hidupnya demi mengadministrasikan keadilan sosial bagi warga jakarta.

Hal penting yang saat ini dilakukan adalah mendistribusikan hak rakyat, pajak kita dalam bentuk keadilan sosial. Untuk itu ia harus berkelahi, garang, kasar kepada rampok dan garong yang terlihat santun dan pandai...sebenarnya mereka adalah penipu ulung.

Jika kita kembali bertanya buat apa Basuki senekat itu? Ia membayar dedikasi itu dengan seluruh hidupnya, ancaman dan tekanan yang dihadapi bak mentari yang setia menyinari bumi. Jawabanya adalah ia ingin kita sejahtera.
Ia mau memperjuangkan kita terhindar dari pembodohan maling-maling anggaran. Namun kita takut dengan ancaman kosong bahwa surga ditentukan di bilik TPS, kita takut tidak di doakan pada saat meninggal, bukankah kamatian merupakan misteri Ilahi dan Tuhan pulalah yang menentukan pintu sorga terbuka bagi kita atau tidak.

Kita enggan datang ke TPS menyatakan dukungan baginya karena melihat daster putih serta baju koko di depan TPS padahal mereka semua sopan terhadapmu. Kita merasa terancam ketika mendengar teriakan...hah dasar penakut dan oportunis...teriakan juga hak demokrasi, jadi itu wajar.
Sekarang waktunya hai kaum penakut dan oportumis kesalahanmu bisa diampumi kota ini dengan mengawal semua janji politik dan APBD dari balik sarung kenyamananmu sambil garuk-garuk.
Lakukanlah jangan sampai menyesal dua kali.

Posting Komentar

0 Komentar