Advertisement

Responsive Advertisement

Waspada Wau Dalam Karyaku

Oleh : Ilwan Nehe
Foto Ilwan Nehe dan Waspada Wau

Berkepribadian dalam budaya sudah seharusnya di miliki dan di jaga oleh seseorang untuk melestarikan Budaya tempat kelahirannya. Salah satunya adalah Nias, Nias Selatan. Budaya Nias menjadi sorotan mata Nasional dan Internasional untuk di jadikan sebagai tempat wisata karena budaya dan peninggalan sejarahnya. Salah satu masyarakat Nias yang terlibat dalam mempromosikan khususnya budaya Nias Selatan yaitu Ono Mbanua Bawomtaluo "Waspada Wau"

Pria Kelahiran 14 Januari 1956 ini mempunyai jiwa besar atas kecintaanya dalam budaya. Bahkan bukan hanya dalam budaya, beliau salah satu pejuang atas pemekarannya Kabupaten Nias Selatan. Manuver politik beliau bersama dengan kawan-kawan  pada waktu itu terus mendesak pemerintahan pusat untuk segera  mengesahkan pemekaran Kabupaten Nias Selatan dari Kabupaten Nias yang pada saat itu di bawah kepemimpinan Binahati Baeha. Hasil dari  perjuangan itu di nikmati oleh segelintir orang-orang/oknum   yang merasa aktor utama dalam pergerakan tersebut.

Bagi saya Waspada Wau adalah salah satu Pejuang utama  yang terlupakan dan di eksploitasi dari hasil perjuangannya, dkk “Melawan Lupa”.

Waspada Wau memiliki ciri khas dalam pemakaiannya. Kecintaanya pada budaya Nias Selatan menjadikan Rompi “Baju adat” sebagai pelengkap gaya berpakaian dalam menghadiri acara pesta apa-pun, dan ini adalah salah satu gaya beliau mempromosikan budaya Nias.
Foto Waspada Wau bersama Rosa Duha "Istri" ketika kunjungan di Negara Singapore


MAKNA FETUA

Masyarakat Nias cenderung memaknai FETUA adalah Ilmu hitam yang di miliki seseorang untuk memperkuat fisiknya. Berbeda pandangan dengan hasil pemikiran Waspada Wau, beliau berpendapat bahwa FETUA ADALAH FORUM EDUKASI TRANSPARANSI UBAHKAN APATISME.

Fetua artinya "petuah" dan petuah itu diuraikan dalam wujud yang konkrit, yaitu edukasi (pembelajaran), dan transparan dalam organisasi dan yang penting mau ada upaya untuk mengubah sikap apatisme yang ada ditengah masyarakat menjadi lebih baik.

Apabila di Ejakan Arti Fetua dalam bahasa Nias sesungguhnya Artinya adalah Arahan,Nasehat,bimbingan, yang dapat menjadi pegangan atau patokan untuk melakukan segala sesuatu yang berkaitan dengan nasehat tersebut. Nasehat atau didikan tersebut kerap di sampaikan terhadap seseorang untuk memaknai Nilai budaya Nias  untuk tidak di Alieanasikan oleh berkembangnya  Westernisasi.

Hasil dari pemikirannya tersebut beliau mendirikan suata organisasi/wadah sanggar budaya Nias dengan nama SANGGAR FETUA. Sanggar Fetua pernah terlibat dalam acara deklarasi masyarakat Nias untuk mendukung bakal calon presiden 2014 silam “Joko Widodo-Jusuf Kalla” pada saat itu sanggar fetua di rekomendasikan oleh Yasona Laoli, saat ini sebagai Menteri Hukam dan Ham.

Foto Waspada Wau, Rosa Duha dan Anggota Sanggar FETUA


Jas Merah Vs  Jas Putih

Pada Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1966 dalam pidato Soekarno menyatakan bahwa untuk mempertahankan keuutuhan NKRI dari perang saudara, beliau mengaumkan semboyan JASMERAH singkatan dari  "Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah".
Semangat ini yang membuat Waspada Wau juga mengaumkan semboyan JAS PUTIH, Singkatan dari “JAGA SELALU PUSAKA TRADISI DAN HARGA DIRI”.
Menurut penuturan beliau tradisi yang terjaga dan harga diri yang di junjung tinggi dicerminkan oleh kita sendiri.



Waspada Wau di Mata Kami
Foto Waspada Wau
“Dia Bukan Seorang Proklamator, Dia adalah Seorang Budayawan”- Ilwan Nehe

“Berhikmat, Inspirator,Motivator,Sahabat, Dia seorang Ayah “ – Triswan Nehe

“Dia adalah Panutan dan tidak pilih Kasih – Otisari Zagoto (Ina Ana Zebua)

“Seorang Dermawan” – Destiniar Zagoto

“Dia itu adalah Rumah” – Christyanie Wau

“Beliau mempunyai pengaruh besar dalam setiap pengambilan keputusan keluarga besar Awani Wau” – Margaretha Wau

Posting Komentar

0 Komentar