Foto Anis-Sandi |
Permainan
catur di ibu kota negara berakhir sudah, harapan pemilihan secara demokrasi di
jalankan sesuai dengan harapan masyarakat jakarta bahkan masyarakat indonesia
secara umum, sampai pada tahap yang aman, adil, dan mandiri.
Kebanggaan
tersendiri untuk basis pendukung paslon Anis-Sandi atas kemenangan jagoanya
memperoleh bangku di Ibu Kota DKI Jakarta, dan menjadi keterpurukan dan
kesedihan untuk basis pendukung ahok-Djarot atas kegagalan memperoleh PILKADA
DKI Jakarta (semoga move on), harapan kebahagiaan dan rasa kesedihan
dalam tatanan masyarakat jakarta atau masyarakat indonesia menjadi satu
paket yang sama dari hasil pesta demokrasi PILKADA DKI Jakarta putaran
kedua.
Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia mempunyai pengaruh besar untuk kemajuan pemerintahaan pusat. Keberhasilan Anis-Sandi menduduki bangku DKI satu akan mempunyai pengaruh besar untuk pembangunan di ibu kota Negara tersebut. Anis yang di reshuffle oleh Presiden Jokowi Widodo dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyimpan rasa kesal dan dendam yang cukup lama, maka dengan hubungan tersebut akan mempersulit setiap keputusan pemerintah pusat untuk konsolidasi pembangunan dengan pemprov DKI Jakarta.
Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia mempunyai pengaruh besar untuk kemajuan pemerintahaan pusat. Keberhasilan Anis-Sandi menduduki bangku DKI satu akan mempunyai pengaruh besar untuk pembangunan di ibu kota Negara tersebut. Anis yang di reshuffle oleh Presiden Jokowi Widodo dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menyimpan rasa kesal dan dendam yang cukup lama, maka dengan hubungan tersebut akan mempersulit setiap keputusan pemerintah pusat untuk konsolidasi pembangunan dengan pemprov DKI Jakarta.
Kegagalan
Prabowo memperoleh RI satu mencoba memainkan dinamika politiknya untuk
melawan arah sistem pemerintahan joko Widodo melalui kontestasi panggung
politik DKI Jakarta. Permainan catur pilkada Dki Jakarta bagian dari lanjutan
kompetisi politik antara Prabowo dan Jokowi pada pemilihan presiden 2014 silam.
Konferensi
pers yang di sampaikan langsung oleh ketua umum Prabowo Subianto
menunjukan di mata masyarakat umum atas keterlibatan aktor-aktor
politik yang duduk manis di balik layar panggung politik ternyata mereka bagian
dari barisan lawan politik joko widodo – Jusuf Kalla, dengan keberhasilan
aktor-aktor politik tua ini sehingga mereka sekalian bernostalgia untuk
merayakan kemenangannya memimpin DKI Satu.
Aktor-aktor
politik yang duduk manis di balik layar panggung tersebut berhasil memainkan
pion caturnya untuk membungkus sedemikian rupa serangan fajar untuk
memperoleh pemilih elektorat yang notabene pendukung Agus-Silvi. Statistik
hasil suara yang di peroleh Ahok-Djarot pada pemilihan putaran pertama dan
putaran kedua tetap konsisten dengan hasil suara yang sama.
Isu
SARA masih menjadi serangan utama untuk menjegal Ahok menang di Pilkada Dki
Jakarta. Kelihaian pion-pion aktor politik Anis-Sandi berhasil menggiring
opini di benak publik untuk mematikan kartu pemilih elektorat dengan memakai
ayat-ayat sucinya. Dinamika politik isu SARA sebenarnya bukan menjadi persoalan
baru untuk di hadapi Ahok, selama 10 Tahun di serang oleh isu SARA ternyata di
Ibu kota Negara mempunyai cerita tersendiri. Di sana kumpulan orang-orang
maling besar yang menamakan diri sebagai pahlawan umat beragama, toh mereka
bagian dari kaum-kaum radikal.
Anis
Baswedan, saya termasuk orang yang mengagumi anda, dengan gaya anda berbicara
dan gaya anda untuk berpikir. Bahkan rangkaian retorika anda benar adanya bahwa
anda sama dengan Mario Teguh. Kelicikan dan merusaknya reputasi anda di mata
saya ketika agenda politik anda tidak menginvestasi pendidikan politik secara
baik, bahkan anda memutar balikan fakta sejarah.
Anis
Baswedan, kami menitipkan semua pekerjaan dan kekurangan DKI Jakarta di atas
kepemimpinanmu dengan program oke oce anda yang selalu kau banggakan. Pecahkan
mitos bahwa anda bukan Mario Teguh yang jago berpikir, berbicara dan tindakan
nihil. Anda adalah pemimpin baru yang di pilih secara demokrasi untuk melayani
warga DKI Jakarta, kepemimpinanmu di atas semua golongan dan tidak ada
yang perlu di anak tirikan dan tidak memisahkan hak mayoritas dan hak
minortitas.
Selamat datang Anis-Sandi menjadi Pemimpin baru untuk DKI
Jakarta, dan selamat untuk Haji Lulung yang tidak jadi mewujudkan
nazarnya (memotong kedua kuping dan hidungnya) karena musuh terbesar
anda telah di singkirkan oleh penista sejarah.
0 Komentar