Advertisement

Responsive Advertisement

Jokowi-Ahok itu Ganda Petarung, Fadli, Fahri, Paham?

Oleh. Asaaro Lahagu

 Sumber Foto. Google.com

Fadli Zon mengirim surat kepada Jokowi agar memberhentikan Ahok dari kursi gubernur DKI. *Ahh, ternyata Fadli Zon juga tidak paham-paham langkah Pakde Jokowi. Apakah perlu dijelaskan agar anda paham Fadli?* Begini Fadli, Ahok itu menjadi korban politisasi agama dengan tekanan demo 7 jutaan hitungan alay dan lebay.

Agar demo itu padam, untuk sementara Ahok dijadikan tersangka dan kini jadi terdakwa dengan ancaman hukuman di bawah lima Tuhan. Padahal kasusnya _tidak layak_ masuk ke pengadilan. Buang-buang waktu bung Fadli. Tetapi tidak apa-apa. Yang namanya strategi, mundur selangkah untuk menang. Nah, ternyata setelah Ahok tersangka, demo pun terbukti padam. Lalu pakde Jokowi lolos dari jebakan batman. Jokowi menang. Sampai di sini pahamkan Fadli?


Ahok-Jokowi sedang bertukar ide

Setelah cuti kampanye Ahok kembali aktif menjadi Gubernur. Dan ternyata Ahok keluar sebagai pemenang di DKI. Kalau di daerah lain bung Fadli, Ahok sudah dipastikan menjadi gubernur DKI karena yang dihitung adalah suara tertinggi dan bukan 50+1. Bersyukurlah  anda Fadli bahwa ini ibu kota negara. Peraturannya beda sedikit. Jadi Anies-Sandi jagoan Fadli masuk putaran kedua bertarung dengan Ahok. Anda beruntungkan Fadli?

Nah, sekarang Fadli dan teman-teman memasang jebakan kepada Pakde Jokowi lagi. Anda terus-menerus menuntut agar Ahok harus diberhentikan. Kalau diberhentikan, pasti Fadli bersorak. Karena sinar Ahok akan padam pelan-pelan. Sinar Anies berkilau. Sebaliknya kalau tidak diberhentikan, maka Pakde Jokowi masuk jebakan, yakni melawan hukum.

Demo 212 di DPR yang dikocar-kacirkan hujan dan banjir itu ditambah hak angket-angketan (tidak serius) bung Fadli menjadi senjata untuk menekan Pakde. Tetapi lagi-lagi Pakde pintar bung Fadli. Pakde lewat Mendagri meminta Fatwa MA. Hasilnya, MA mengembalikan urusan itu kepada Mendagri.

Jadi sampai di sini paham kan bung Fadli? Siapa yang menang? Lagi-lagi Jokowi. Pakde kembali sukses lolos dari jebakan. Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) kemudian buru-buru mencabut tuntutan di PTUN kepada Jokowi terkait perkara aktifnya Ahok itu. Itu tanda KO bung Fadli. ACTA akhirnya sadar bahwa Pakde Jokowi yang benar. Jadi bung Fadli, biarkan Ahok kerja sebagai gubernur sambil bertarung dengan Anies dengan konsep DP rumahnya yang nol persen itu atau dibalik nol Rupiah itu.

Sekarang yang ribut-ribut temannya Fadli, Fahri Hamzah. Kata Fahri segala sesuatu yang dilakukan Ahok sekarang seperti meresmikan RPTA, masjid dan bangunan lain adalah kampanye. Lho apakah Fahri tidak paham apa yang telah dilakukan Ahok sebelumnya? Apakah harus dijelaskan juga kepada anda bung Fahri agar paham? Begini bung Fahri. Ahok itu selama dua tahun setengah menjabat sebagai gubernur, dia kerja keras dan sangat keras. Beda dengan bung Fahri yang hanya berkoak-koak di DPR sana.


Nah sesuai dengan prediksi, bahwa pada tahun 2017 ini sebagian besar hasil kerja Ahok itu yang sudah dimulai dilakukan sejak dua tahun lalu itu selesai. Jadi sekarang Ahok menikmati hasil kerjanya. Ia sekarang panen bung Fahri. Ahok kini sambil senyum-senyum menggunting pita, meresmikan ini-itu dengan hati riang gembira. Nanti 2018-2019, lebih hebat lagi bung Fahri. Ahok dan Jokowi banyak panen lagi seperti jalan tol, pabrik, jembatan, lapangan udara dan seterusnya.


Ahok sedang menggunting pita, menikmati hasil kerja kerasnya

Bung Fahri, salahkah jika seseorang menikmati hasil kerjanya? Itu bukan kampanye bung Fahri. Jangan cemburu dan takut jika Anies kalah juga nantinya. Itu nasib bung Fahri. Jika Ahok menggunting pita, itu adalah acara kegembiraan Ahok setelah selesai kerja keras. Fahri boleh menggerutu jika Ahok menggunting pita untuk proyek yang setengah jadi. Namun jika sudah selesai, ya diresmikan dengan sorak-sorai bung Fahri. Paham kan?

Saya jelaskan lagi ya bung Fadli dan bung Fahri. Jokowi-Ahok itu adalah dua petarung hebat. Ganda petarung. Jika salah satunya cedera atau keluar dari arena pertarungan, maka kekuatan yang satunya hilang 50 persen. Jadi Jokowi-Ahok itu dua petarung yang sedang menghadapi puluhan, ratusan, ribuan dan bahkan jutaan lawan-lawan mereka yang korup, maling dan mafia. Jadi Jokowi sedapat mungkin selalu bersama dengan Ahok untuk bertarung. Jika Jokowi beking Ahok, maka anda berdua harus paham.

Anda mungkin perlu diingatkan bung Fadli, bung Fahri. Bahwa dengan naiknya Jokowi menjadi RI-1 dan Ahok menjadi DKI-1, maka mudahlah mengatasi semrawutnya ibu kota. Dan itu sudah terbukti. Kerja sama antara pusat dan DKI luar biasa bersinerginya. Nah, jika sosok DKI-1 berbeda idenya, bisa dibayangkan repotnya pemerintah pusat merajutnya. Jadi artinya apa bung Fadli-Fahri? *Jokowi-Ahok itu sepaket.*

Saya juga terheran-heran jika ada relawan Jokowi mendukung Jokowi tetapi tidak mendukung Ahok. Saya perlu jelaskan kepada Zulkifi Hasan (PAN), Muhamin Iskandar (PKB) dan Romaharmuzy (PPP) tentang politik dua kaki itu. Anda dengan  partai-partai anda itu pendukung pemerintahan Jokowi bung, dan dapat jatah menteri.

Nah DKI Jakarta adalah bagian proyek besar Jokowi seperti *giant sea wall di teluk Jakarta, penanganan banjir, program MRT, LRT dan seterusnya.* Jika anda tidak mendukung Ahok di DKI sebagai pasangan petarung Jokowi untuk membangun negeri ini, maka  anda telah _menekel_ sebelah kaki Jokowi. Paham kan? *Kalau tidak paham, siap-siap ditendang dari kabinet* dan anda Romi akan gantian dengan Djan Faridz. SK Faridz sebentar lagi keluar.

Akhirnya saya ingat ucapan Rizal Ramli yang mengatakan bahwa negeri ini ribut karena hanya satu-dua orang. *Maksud anda apa bung Rizal?* Yang dua orang itu diamankan, lalu diganti dengan dua orang yang bisa bekerja sama dengan ormas sangar, koruptor, maling, begal dan mafia?

Siapa dua orang itu bung Rizal? Hehe pasti Jokowi – Ahok. Memang dua orang ini menjadi 'biang keributan' karena mereka sedang menjalankan revolusi mental. *Mereka berdua sedang menghentak dan menyingkirkan para maling* yang sudah nyaman hidup selama ini di negeri ini bung Rizal. Anda akan paham nanti bung, jika Pakde Jokowi ambil alih Freeport itu.

*Bung Rizal, saya sebetulnya mengharapkan agar ada sepuluh orang lagi Ahok dan sepuluh orang lagi Jokowi di negeri ini. Biar keributan luar biasa melanda negeri ini dan para koruptor akan terkencing-kencing di celana.* Sesudah itu kita menjadi bangsa bermental tangguh seperti Jepang, Korea Selatan dan negara-negara Eropa. Salam ganda petarung bung Rizal.

Salam Seword,

Asaaro Lahagu

https://seword.com/politik/jokowi-ahok-itu-ganda-petarung-fadli-fahri-paham/

Posting Komentar

0 Komentar