Advertisement

Responsive Advertisement

Sudut Lain

Foto: Ilwan, JP Zega, Brian H, Vinsensius T

Berawal dari sudut pandang pikiran dan ide untuk menemukan solusi dalam suatu permasalahan yang hakiki sampai pada tahap mempertemukan teman masa kecil bahkan keluarga sekalipun yang tidak pernah terpikirkan di obrolan meja kopi, sehingga kami meyepakati untuk menamakan di balik pertemuan itu "Sudut Lain" sebab di obrolan tersebut kita menyampaikan apa yang tidak di pikirkan orang lain terlebih untuk generasi Nias.

Cikal bakal Sudut lain ketika kegelisahan advokat muda asal dari nias mencoba untuk hijrah dari dunia kerja advokatnya, untuk merefleksikan ide atau pandangannya dalam mempersiapkan hubungan yang bersifat estafet demi kebaikan Nias kedepan. "Kakanda Jaya Putra Zega"

Sebenarnya pertemuan awal itu tidak tersusun sistematis, sehingga tidak ada topik yang menarik untuk membedah fenomena-fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat, tetapi bagi saya tidak ada hal yang tidak mungkin menarik, ketika kaum intelek lima orang berkumpul pasti memunculkan suatu topik untuk dapat di diskusikan.
saya tertarik apa yang di katakan kakanda Vinsensius Telaumbanua, bahwa  perkumpulan kita malam ini rangkaian dari Onani Intelektual.

Menjadi alasan tersendiri mengapa titik kumpulnya di Waroeng Kopi Tempoe Doeloe, ternyata mereka sekaligus bernostalgia ketika masa-masa kuliah tempoe doeloe.

Dua pembahasan yang di jadikan satu paket ternyata menarik untuk di diskusikan, tidak terasa mereka order kembali  kopi kesukaannya masing-masing untuk melanjutkan diskusi.

Pertama, kakanda Brian Harefa yang jagonya memainkan peran untuk mendoktrinisasi orang berhasil membawa pikiran kami untuk membahas perbedaan "Kaca Spion dan Kamera Mobil". Awalnya saya berpikir bahwa topik diskusi yang lucu, sebab tidak ada hal yang menarik untuk di bahas dari hasil produk kapital itu, ternyata bermanfaat untuk di diskusikan pada tahap kedua.

Kedua, saya menyampaikan kegelisahan saya di dalam forum bahwasanya Nias membutuhkan kaum Intelktual yang militan demi mempersatukan untuk perubahan Nias.

Apa yang bisa kita lakukan ?

Kalau perihal sulitnya nias bersatu, pertama adanya ego sektoral antara pemerintah daerah di nias (4 kabupaten, 1 kota), kedua  pertarungan kepentingan elit politik yang berimbas pada dukungan dari loyalis yang seringkali menciptakan kegaduhan, ketiga Terputusnya penerjemahan maksud, strategi dan kebijakan dari pemeritahan kepada stakeholder di masyarakat. "Sudut Lain, kakanda Jaya Putra Zega"

Bagi saya dengan keadaan seperti begitu beranikah kita memecahkan mitos tersebut ?? Masing-masing mempunyai idealismenya, mereka yang betul berhati-hati untuk mengambil keputusan dengan mempertimbangkan berbagai hal, kalau saya background mahasiswa cukup mempunyai modal berani tanpa mempertimbangkan faktor-faktor yang lain. Hasilnya bahwa menunggu momentum yang pas untuk memecahkan mitos itu.

Untuk melakukan perubahan demi  Nias tidak perlu terburu-buru, kita mengambil contoh seorang travellers dengan profesi dokter sekaligus orang kaya yang menelusuri hutan dengan motor Harley Davidsonnya, dia bertemu dengan kaum tani yang bekerja untuk kaum kapital, dengan penasaran ia kembali traveling di tempat yang sama untuk membantu kaum tani tersebut, sehingga ia mengambil keputusan untuk meninggalkan provesinya, dan materinya yang mewah untuk mengumpulkan semua buruh tani melawan kaum kapital.

Artinya bahwa untuk melakukan perubahan di Nias tidak perlu terburu-buru, dengan kegiatan traveling saja kita bisa dapat menemukan titik permasalahannya, namun  harus di dukung  dari berbagai hal seperti finansial dan harus sudah selesai dengan dirinya sendiri  "Sudut Lain, Kakanda Vinsensius Telaumbanua"


Kaca Spion, Kamera mobil dan  Mempersatukan Nias 
Oleh : Bang Brain harefa

Hubungan antara Kaca Spion Mobil dan Kamera belakang mobil dengan kekuatan mempersatukan Nias.
Kaca spion adalah suatu barang wajib yg tidak tergantikan dari dulu hingga sekarang pada mobil. Sifatnya sederhana, tapi mampu menjawab tantangan zaman hingga zaman teknologi saat ini.

Kamera belakang mobil adalah fasilitas terkini modern yg ditambahkan pada mobil untuk memvisualisasi apa yg ada disisi belakang mobil. Sifatnya lebih modern, lebih prestisius.
Pada penggunaan kaca spion mobil dimana bersifat oldschool tapi tidak tergantikan bahkan diperbaharui dengan fitur auto adjustment tetap bisa membaca tulisan Ambulance yg terbalik dari belakang mobil secara sempurna. 

Sedangkan pada kamera belakang mobil yg merupakan sebuah hasil teknologi mutakhir tetap tidak bisa menampilkan tulisan Ambulance secara sempurna kepada driver mobil.
Ibarat tulisan ambulan adalah sebuah persatuan atau kemajuan bersama, yang memiliki sifat penting untuk segera maju, maka perlu pemikiran rendah hati untuk mampu menerjemahkan tulisan Ambulance tersebut. Ketika kamu menggunakan pemikiran kamera belakang yg terkini untuk memvisualisasi tulisan Ambulance maka tidak akan terbaca seutuhnya.

Demikian kita harus membaca dari sudut lain, sudut spion, sebuah pemikiran yg tidak lekang oleh jaman, namun terus menyesuaikan dengan zaman, tetap bisa membaca tulisan Ambulance dengan jelas. Ketika tulisan ambulan itu terlihat jelas dari sudut spion, maka otomatis kamu akan memberikan kesempatan untuk ambulance maju, memberikan kesempatan kepada persatuan dan kemajuan itu maju demi tujuan bersama. Tidak peduli sebagaimana mutakhir dan canggih sifat pemikiran kamera belakang mobil, tetap kurang mampu membaca tulisan Ambulan secara jelas. 

Merendah diri, melihat dari sudut lain, tapi mengikuti perkembangan jaman, kesederhanaan spion mobil tak tergantikan dan mampu menerjemahkan sebuah persatuan dan kemajuan bersama. Tidak perlu hebat dan canggih dulu untuk persatuan dan maju bersama, kesederhanaan memanfaatkan apa yg dipunya sudah lebih jauh bermanfaat untuk persatuan kemajuan bersama.

Beberapa hal catatan saya bahwa :

1. Membangun perubuhan untuk Nias di dukung oleh finansial dan pribadi yang tangguh.
2. Tingkat ego pemerintahan daerah menjadi faktor sehingga nias tidak bisa terakomodir dengan baik.
3. Tidak perlu menunggu perkembangan zaman untuk memajukan nias, cukup kesederhanaan dan kerendahan hati.
4. Perlunya pengambilan keputusan dari sudut pandang lain secara hati-hati atau konsensus deleberatif untuk Nias.

Masih menjadi pertanyaan tertunda bagi saya untuk kakanda Ardin telaumbanua " Apakah Nias ini sesulit atau semudah menggendong tas carrier apa bila mendaki gunung untuk melakukan perubahan ??

Salam Sudut Lain

Posting Komentar

0 Komentar